Apabila kita akan pergi,
sebelum melangkahkan kaki kita harus mengetahui tujuannya dan mengetahui apa
maksud dari kepergian itu. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka kepergian
kita akan terarah dan akan lebih siap menghadapi rintangan-rintangan yang
mungkin terjadi selama menempuh perjalanan itu.
Demikian pula
dengan perjalanan hidup manusia di dunia ini, kemana tujuan hidup ini dan apa
hakekat dari perjalanan hidup ini. Kita harus mengerti agar perjalanan hidup ini
terarah dan kita akan lebih siap dalam menghadapi rintangan-rintangan yang
mungkin terjadi selama menempuh perjalanan ini.
Allah SWT menyayangi
umat manusia, sehingga dalam perjalanan hidupnya manusia diberikan tuntunan
melalui firman-firman-Nya yang tertuang dalam kitab-kitab suci yang disampaikan
kepada manusia oleh Rasul-Rasul-Nya.
Kita sebagai umat Islam
telah diberi tuntunan-Nya melalui firman-firman-Nya yang tertuang dalam kitab
suci Al-Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Firman-firman-Nya
dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang tujuan hidup manusia di dunia dan hakekat
dari perjalanan hidup manusia di dunia.
Allah S.W.T. berfirman :
Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
(Al-Baqoroh ayat 30).
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !”
(Al-Baqoroh ayat 31)
Mereka menjawab : “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
(Al-Baqoroh ayat 32).
Allah berfirman : “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
berfirman : “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan
apa yang kamu sembu-nyikan ?”
(Al-Baqoroh ayat 33).
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : “Sujudlah kamu
kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
(Al-Baqoroh ayat 34)
Dan Kami berfirman : “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim”.
(Al-Baqoroh ayat 35).
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan
dari keadaan semula dan Kami berfirman : “Turunlah kamu ! seba-hagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
(Al-Baqoroh ayat 36).
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tau-batnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqoroh ayat 37).
Kami berfirman : Turunlah kamu semua dari surga itu ! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang-siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
(Al-Baqoroh ayat 38).
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(Al-Baqoroh ayat 39).
Ayat-ayat tersebut menerangkan
tentang riwayat manusia mendiami bumi ini, yaitu dijadikan sebagai khalifah di
muka bumi oleh Allah SWT, yang mendapat komentar dari para malaikat. Namun
Allah SWT mengajarkan kepada Nabi Adam “nama-nama” yang kemudian
diperlihatkan kepada malaikat, untuk menunjukkan bahwa manusia layak
menempati bumi ini.
Skenario Allah SWT untuk
menempatkan manu-sia di bumi ini adalah ketika Adam dan Hawa ditempatkan di
syurga, Adam dan Hawa melanggar aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT, karena
terbujuk oleh tipuan syaitan. Sehingga mereka dike-luarkan dari syurga dan
disuruh menempati bumi.
Syaitan memang menaruh
dendam pada manusia, karena kehadiran manusialah ia menjadi dikutuk Allah SWT
sebagaimana dalam firman-firman-Nya :
Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu,
kemudian Kami katakan kepada para malaikat : “Bersujudlah kamu kepada Adam”,
maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
(Al-A’raaf ayat 11)
Allah berfirman : “Apakah yang mengha-langimu untuk bersujud (kepada Adam)
di waktu aku menyuruhmu ? Menjawab Iblis : “Saya lebih baik dari padanya :
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
(Al-A’raaf ayat 12).
Allah berfirman : “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak
sepatutnya menyom-bongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang hina”.
(Al-A’raaf ayat 13).
Iblis menjawab : “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.
(Al-A’raaf ayat 14).
Allah berfirman : “Sesungguhnya kamu terma-suk mereka yang diberi tangguh”.
(Al-A’raaf ayat 15).
Iblis menjawab : “Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus”.
(Al-A’raaf ayat 16).
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,
dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat).
(Al-Araaf ayat 17).
(Dan Allah berfirman) : Keluarlah kamu dari syurga itu sebagai orang
terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu,
benar-benar Aku akan mengisi neraka jahannam dengan kamu semuanya.
(Al-A’raaf ayat 18).
Jadi pada dasarnya tujuan
manusia hidup di dunia ini adalah perjuangan menghadapi ujian dan cobaan untuk
mencapai tempat semula manusia (Nabi Adam A.S.) diciptakan yaitu syurga.
Hakekat hidup manusia di dunia.
Dengan mengetahui tujuan hidup
manusia di dunia, maka perjalanan hidup kita sudah jelas, yaitu perjuangan
menghadapi ujian dan cobaan untuk mencapai tempat semula manusia (Nabi Adam AS)
diciptakan yaitu syurga. Agar perjalanan hidup di dunia ini tabah dan kuat
dalam menghadapi rintangan-rintangan, cobaan-cobaan dan ujian-ujian, maka
perlu mengetahui dan meresapi hakekat hidup manusia di dunia.
Rintangan-rintangan adalah godaan-godaan yang datangnya dari syaitan
sebagai-mana yang tertera dalam ayat tersebut diatas (Al-A’raaf ayat 16), untuk
mengganggu manusia dari jalan yang lurus. Cobaan-cobaan dan ujian-ujian datang
dari Allah SWT untuk menguji keimanan manusia, sebagaimana firmanNya :
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat.
(Al-Baqoroh ayat 214).
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi
Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang
sabar.
(Ali-Imron ayat 142).
Firman-firman tersebut
menunjukkan, bahwa manusia di dalam menjalani hidup di dunia ini akan menerima
cobaan-cobaan dan ujian-ujian dari Allah SWT. Di kala cobaan-cobaan dan
ujian-ujian dari Allah SWT datang menimpa manusia disitulah syaitan menggoda
manusia dengan segala cara, meng-ganggu manusia dari jalan yang lurus agar
ingkar pada Allah SWT.
Manusia itu mahluk yang
lemah yang rentan terhadap godaan syaitan yang menggodanya dari segala arah dan
segala cara. Namun demikian Allah SWT menyayangi manusia, sehingga dalam
perja-lanan hidupnya Allah SWT selalu memberi petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana
firman-Nya :
Kami berfirman : Turunlah kamu semua dari syurga itu ! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
(Al-Baqoroh ayat 38).
Firman tersebut
menunjukkan, bahwa manusia mudah tergoda oleh godaan-godaan syaitan yang akan
membawa manusia pada keingkaran pada Allah SWT. Namun demikian firman tersebut
juga me-nunjukkan kasih sayang-Nya pada manusia yaitu dengan memberi
petunjuk-Nya sekaligus ujian bagi manusia.
Memang demikian dari
zaman ke zaman Allah SWT selalu memberi petunjuk-petunjuk kepada manusia
melalui utusan-utusan-Nya, agar manusia menjalani hidup di dunia ini sebagai
mahluk-Nya untuk selalu menyembah-Nya, sebagai mana firman-firman-Nya :
Katakanlah : “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia”.
(An-Naas ayat 1)
Raja manusia.
(An-Naas ayat 2)
Sembahan Manusia
(An-Naas ayat 3)
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
(An-Naas ayat 4)
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
(An-Naas ayat 5)
dari (golongan) jin dan manusia.
(An-Naas ayat 6)
Petunjuk yang
terakhir yang menyempurnakan petunjuk-petunjuk-Nya melalui utusan-utusan-Nya
yang lebih dulu adalah melalui Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan
firman-firman-Nya yang tertuang dalam Kitab Suci Al-Qur’an.
Jadi hakekat hidup
manusia di dunia adalah untuk menyembah kepada Allah S.W.T., untuk taat pada
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar